Minggu, 27 Maret 2011

Membaca Reaksi Kejiwaan Seseorang Melalui Suara

Perkembangan ilmu psikologi dari lama telah berhasil menyingkap sebuah teori dalam mendeteksi detak hati seseorang. Diantaranya kita dapat membaca reaksi kejiwaan yang sedang ada dalam diri seorang objek yang kita tuju.
Sebagai contoh, melalui suara dapat menjadi penanda apakah Anda tipe seorang yang setia atau tidak. Demikian hasil penelitian unik ini yang telah diterbitkan dalam jurnal Evolutionary Psikologi. Jika Anda berbicara dengan pasangan dan sedang mempertanyakan sesuatu hal tapi tiba-tiba nada suaranya sangat rendah atau meninggi, Anda patut untuk mencurigainya.

Amati suara pasangan tipe setia atau peselingkuh?

Amati suara pasangan tipe setia atau peselingkuh?

Menurut para peneliti nada suara memiliki hubungan dengan rasa kesetiaan. Ditambah sebelumnya pernah ada penelitian yang mengungkapkan bahwa pria dengan nada suara rendah lebih mudah menipu dan memiliki banyak pasangan seksual. Suara dianggap bisa menjadi penuntun orang lain menuju ketersesatan. Mahasiswa pasca sarjana Departemen Psikologi, Neuroscience dan Perilaku di McMaster University, Kanada yang melakukan penelitian ini megatakan bahwa dari perspektif evolusi suara juga sudah dijadikan persepsi dalam memilih pasangan.

Para peneliti tersebut mengumpulkan 54 laki-laki dan 61 perempuan untuk dijadikan koresponden. Mereka diminta mendengarkan rekaman suara pria dan wanita yang dinaikkan dan diturunkan. Masing-masing diminta menentukan mana suara yang paing menarik. Hasilnya didapatkan kalau orang-orang dengan suara bernada rendah lebih menarik untuk para wanita dan paling mungkin menipu. Sedangkan pria menganggap wanita yang bernada suara tinggi lebih rentan terhadap perselingkuhan.

Peneliti menyimpulkan bahwa itu adalah bagian dari fisiologi murni. Laki-laki dengan suara yang sangat dalam dan wanita dengan suara sangat tinggi memiliki konsentrasi testosteron dan estrogen yang lebih besar.  “Jika orang-orang tersebut dianggap lebih menarik, besar kemungkinan mereka untuk memiliki suatu hubungan dan lebih besar juga kemungkinannya untuk membuat janji dan melanggarnya,” ungkap David Feinberg, asisten profesor di Departemen Psikologi, Ilmu Saraf dan Perilaku sekaligus penasihat pada studi tersebut.

Lucunya, hasil penelitian ini dianggap sebagai peringatan untuk para pria bersuara rendah dan wanita yang biasa berbicara dengan nada suara tinggi.sumber