Rabu, 20 April 2011

Hikmah "Jangan Berhenti Pada Titik 99%"

99-percent-conference

Islam selalu mengajarkan kita untuk bisa merawut kebaikan dari sisi makhluk, dan mengais pahala dari pemilik jiwa manusia. Kapan dan dimanapun kita berada, pintu-pintu pahala itu selalu terbuka lebar untuk siapapun yang mengharapkannya. Allah Swt tidak pernah mengharamkan kasihsayang dan kebaikanNya, selagi manusia masih berpegang dengan Al-qur’an dan Sunah rasulNya. Itulah yang selalu kita kejar, meskipun jalan menujunya tidak mudah bahkan berliku dan terjal. 

Seringkali manusia jatuh dalam menggapainya, karna rangsangan nafsu dunia lebih menenggelamkan. Padahal, jika bersabar, satu langkah di depannya adalah keberhasilan itu. Namun masih saja kendala klasik menjatuhkan. Kita sering berhenti dan pasrah disaat angka keberhasilan berdiri tegak pada poin 99%. Tidak cukup sabar menunggu 100% dengan sedikit ujian, sehingga terpental, dan pengorbanan yang telah diusahakan bernilai hampa dan terbuang sia-sia. 

Bukankah Islam telah mengajarkan begitu penting arti sebuah kesabaran. Dengannya telah berhasil merubah corak hidup yang tidak karuan dan berhukum rimba, menuju peradaban hakiki bernilai kasihsayang dan menghargai hak tiap manusia. Disana ditemui realita nyata yang tidak terbantahkan, betapa banyak keberhasilan studi, bisnis ataupun lainnya, digapai dengan kunci kesabaran. 

Layaknya kemasyhuran Islam hari ini, dilalui rasulullah Saw bukan dengan keegoisan, ketergesa-gesaan dan ketidak sabaran. Namun beliau menjalaninya dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan keteguhan. Dalam sejarah Islam telah terlukis indah kisah perilaku seorang kafir Quraisy terhadap baginda kita. Rasul Saw setiap kali melalui satu jalan yang menghubungkannya dengan mesjid, selalu disedekahi air ludah seorang kafir quraiys yang bersembunyi di balik rumahnya. 

Kejadian ini terjadi berulang-ulang, namun selalu saja rasul Saw tabah menghadapi semua itu. Kalaulah dikala itu baginda Saw tidak memiliki kesabaran dalam menyingkapinya, maka akan sempit dan tertutup jalan menuju kejayaan Islam. Namun, beliau menghadapinya dengan sabar dan selalu memohonkan doa untuknya. Hingga suatu ketika sang kafir tersebut sakit, secara sepontan rasul Saw kehilangan langganan sedekah air ludah yang menjijikan. Tapi dengan kerendahan hatinya, dia berusaha menemui sang kafir. Apa yang terjadi? Dia terkejut dengan kunjungannya seraya takut seakan-akan Muhamad Saw akan menikamnya. Namun rasul Saw melalui hidayah ilahi, hanya bermaksud menjenguk. Hingga sang kafir berdecak kagum dengan kemulian budinya dan keindahan Islam. Seketika itu juga dia menyatakan keislamannya dihadapan rasul. Sahabat, bukankan semua itu contoh kesabaran dan keteguhan mencapai poin 100%. Buktinya, kita dapat rasakan sendiri hasil dari ketabahan dan keuletan itu pada hari ini. 

Mari, terus melangkah menggapai jati diri yang sebenarnya. Jangan patah dan lesu ketika ujian mulai menggerogoti. Tetap semangat dan jangan berhenti disaat fajar mulai menyingsing. Terus dan terus hingga mentari itu benar-benar tersenyum indah dalam bingkai pasti. Sebab disana sudah menanti ganjaran hakiki di sisi Yang Kuasa. Dalam dusturNya, Dia berjanji akan memberikan segala kenikmatan yang tiada tara bagi orang-orang yang sabar. Semua itu jauh lebih baik dari kenikmatan dunia dan isinya. Semoga!