Senin, 11 April 2011

Mesjid di Kutub Utara dan Perkembangan Peradaban Islam

 
Pada kesempatan kali ini, saya mengajak Anda sekalian untuk lebih jauh mengenal tentang dunia Islam. Dimana banyak keajaiban-keajaiban yang terus terjadi dengan tidak mempedulikan keadaan iklim, cuaca dan letak geografis. Dalam tulisan ini saya mengangkat tema tentang masjid yang di bangun oleh komunitas Muslim yang berada di belahan bumi Utara. Yang masuk dalam lingkaran Arctic (Antartika) atau biasa di sebut dengan kutub Utara.
Untuk lebih mengetahuinya, berikut ini diberikan penjelasan mengenai keadaan masjid-masjid dan komunitas Muslim yang ada disana:
1. Masjid Nurd Kamal (Norlisk – Rusia)
Kota Norilsk (Нори́льск) berada di negara bagian Krasnoyarsk Krai, Federasi Rusia, terletak di antara sungai Yenisey dan semenanjung Taymyr. Norilsk adalah kota paling utara di Siberia dan kota terbesar kedua di dunia setelah Murmansk Rusia untuk wilayah di pesisir lingkaran Arctic (Antartika).


Sebagai kota yang berada di lungkaran kutub utara, maka wajar bila cuaca di kota ini bisa bisa sangat dingin, sampai 50 derajat Celcius di bawah nol. Namun, hal yang menarik dari kota Norilsk ini adalah adanya sebuah Masjid Nurd Kamal yang dibangun pertama kali oleh Mukhtad Mekmeyev pada tahun 1998. Hal ini menunjukkan adanya komunitas muslim di kota ini yang di antaranya membentuk Muslim Eskimos Community Center (beralamat di 3 Amundsen Scott Station South Pole, South Pole – Amundsen-Scott Station South Pole, Antartica)

Kendati sepi jamaah, Masjid Nurd Kamal tetap buka (Catatan Majalah Gatra di Norilsk, 16 April 2007, 15:52)
Kakek Mukum Sidikov meninggalkan Norilsk setelah selamat dalam kamp perburuhan yang dibangun diktator Soviet Yosef Stalin. Sidikov adalah orang Rusia pengurus mesjid di Kutub Utara, yang mengikuti jejak kakeknya mencari penghidupan lebih layak di tempat paling utara di muka bumi ini. Menurutnya, diperkirakan kota itu dihuni sekitar 50 ribu Muslim, atau seperempat penduduk wilayah itu yang berjumlah 210 ribu jiwa. Mereka umumnya dari Azerbaijan dan Republik Dagestan, Rusia, dan bekerja sebagai pedagang atau pekerja bangunan.

“Namun, tingkat upah yang tidak sebanding dengan kota-kota Rusia lainnya dan sulitnya memasuki Nurislk bagi warga asing, membuat kaum Muslim tak lagi mendatangi kota ini,” kata Sidikov. “Penduduknya kian menyusut. Orang-orang meninggalkan kota ini,” ujar Sidikov, 40 tahun, yang dilahirkan di Uzbekistan dan besar di Kyrgizstan.
Masjid bernama Nurd Kamal itu terletak di pinggir kota modern Norislk, yang suhunya 50 derajat celsius di bawah nol. Angin kutub mendera atap emasnya dan tumpukan salju mengancam dinding batu pirusnya di musim dingin. “Orang-orang bekerja untuk sesuap nasi. Mereka datang ke sini dan hilang kesehatan mereka. Setiap detik ada orang sakit,” kata Sidikov.

Sebuah kota yang dibangun di atas sebuah area tambang logam terkaya dunia, pabrik peleburan logam pertama Norislk dibangun oleh para tahanan Gulag pada tahun 1930-an, dan kini tiga pabrik mengeluarkan asap tebal yang mengandung sulfur ke udara.
Kota ini pada tahun silam dimasukkan sebagai salah satu dari 10 kota paling tercemar di dunia oleh kelompok lingkungan hidup independen, Blacksmith Institut. Perusahaan induknya, Norislk Nickel, telah mengeluarkan banyak dana untuk mengurangi emisi.
Di Rusia terdapat 20 juta warga Muslim, sekitar 14 persen dari total 140 juta penduduk negeri itu. Warga Muslim Asia Tengah dan Dagastan umumnya penganut Sunni, sementara lainnya dari Azerbaijan umumnya Syi`ah.
Tidak ada permusuhan antara sekte sekte tersebut di Norislk dan Muslim Soviet tidak termasuk mereka yang rajin menjalankan ajaran Islam. “Di sana banyak Muslim, tapi hanya segelintir yang mendatangi masjid. Mereka bekerja seharian dan pada malamnya mereka capek,” papar Sidikov.
Masjid itu yang dibuka pada 1998 dibangun oleh Mukhtad Bekmeyev, seorang etnik Tartar, dan warga asli Norilsk kini bermukim di kota Laut Hitam, Sichi, sekitar 4.000 km dari tempat itu. Dia memberi nama masjid itu setelah orangtuanya membiayai pemugarannya pada tahun ini.
Sidikov, yang berkepala gundul dan mengenakan kopiah berwarna biru, meninggalkan kota Kyrtyz, Osh, untuk mencari kerja. Dia pernah menjalani dinas militer Soviet di Rusia dan tinggal di dua kota Siberia, sebelum menetap di Norilsk sejak tujuh tahun silam.
Gaji yang relatif tinggi dibanding kawasan lain di negara itu menarik minat para pekerja dari seantero Uni Soviet untuk ke Norilsk ketika usaha pertambangan dan peleburan logam tumbuh. Sidikov mengatakan, gaji rata-rata setiap bulan antara 25.000 – 30.000 roubel (962 dolar – 1.154 dolar) tidak cukup untuk hidup layak. Bukan hanya warga Muslim yang pergi meninggalkannya, penduduk tetap Norilsk berkurang sekitar 5.000 orang setiap tahun.
Warga non-Rusia, umumnya dari Azerbaijan dan bekas-bekas republik Soviet di Asia Tengah, telah merasakan lebih sulit memasuki Norilsk sejak 2002 setelah larangan perjalanan bagi warga asing diberlakukan. Mereka ini harus membutuhkan izin khusus untuk mengunjungi Norilsk. Meski Norilsk Nickel dan mantan pemimpin eksekutif Mikhael Prokhorov telah mengungkapkan rencana menahan para pekerja terlatih kota itu dan menarik wajah-wajah baru, Sidikov mengatakan, tidak ada tindakan khusus telah dilakukan untuk membantu warga Muslim.

Namun warga Muslim Norilsk, katanya, telah berbaur secara baik dengan komunitas luas dan tidak mengalami banyak diskriminasi. Selama beberapa generasi, sejumlah pendatang dari kawasan Kaukasus Rusia telah memeluk Kristen Ortodoks, kata warga setempat. Sidikov tetap membuka masjid itu hingga larut malam setiap hari untuk memberi kesempatan bagi mereka yang ingin belajar al-Quran. Sekitar 500-600 orang terlihat melakukan shalat Jumat. “Warga Muslim seharusnya mendatangi masjid setidaknya sekali sepekan. Kita tidak menemukan di sini,” kata seorang warga. [TMA, Ant]
2. Masjid An-Nuur Reykjavik Iceland (Islandia)
Iceland (Islandia) adalah sebuah negara pulau di belahan kutub utara yang tanahnya banyak dipenuhi vulkanik aktif dan suhunya relatif sangat dingin karena termasuk dalam lingkaran Antartika.


Komunitas muslim di Iceland lebih banyak terkonsentrasi di ibukota negara ini, Reykjavik. Terdapat dua organisasi muslim di Iceland yaitu Islamic Cultural Centre of Iceland (ICCI) dan Félag Múslima á Íslandi (Islamic Association of Iceland). Terdapat sebuah masjid yang dikelola oleh Félag Múslima á Íslandi di kota Reykjavik, An-Nuur Moskan í Reykjavík (Masjid An-Nuur Reykjavik).

Menurut informasi dari pengelola masjid ini, total komunitas muslim di Iceland berjumlah sekitar 1.200 orang, 300 di antaranya merupakan penduduk asli Iceland, sedangkan sisanya kebanyakan imigran atau warga asing yang jadi mualaf. Sebuah foto lain yang juga memperlihatkan sebuah masjid di kota Reykjavik namun tidak ada informasi detail mengenai masjid ini:
SEKRETARIAT DKM AN-NUUR REYKJAVIK DAN KOMUNITAS MUSLIM ICELAND:
Alamat: Ármúli 38, 3rd floor (entrance from Selmúli), 108 Reykjavik, Iceland
President/Imam: Salmann Tamimi (imigran dari Palestina)
Telepon: +354 895-1967
Email: salmannt@gmail.com, islam@islam.is
Website: www.islam.is

3. Masjid Tawheed (Greenland)
Greenland adalah sebuah pulau di Samudra Atlantik bagian utara di arah timur laut Kanada. Penduduk asli Tanah Hijau adalah orang Inuit atau Eskimo. Sementara ada pula orang Denmark dan campuran antara orang Inuit dan Denmark yang disebut sebagai Orang Tanah Hijau. Agama yang paling banyak dianut penduduknya adalah Kristen Protestan aliran Lutheran, sama seperti di Denmark.


Tapi tahukah anda bahwa terdapat sebuah Masjid di Kota Nuuk yang bernama Mosque of Tawheed, yang terletak di Denmark Street, Nuuk, Greenland, Phone: 0039-3476693003, di tempat ini selain untuk beribadah kaum muslim, juga terdapat madrasah untuk orang yang ingin mempelajari al-Qur’an.
4. Masjid Alnor Senter (Norwegia)
Tromsø termasuk kota paling utara di Norwegia yang merupakan ibukota distrik Troms. Kota ini termasuk kota kuno bahkan habitat di kota ini sudah ada sejak akhir jaman es. Peradaban pertama yang muncul di kota ini disebut Sámi. Sebagaimana diketahui, Norwegia termasuk negara-negara Skandinavia yang terkenal dengan kaum Viking.


Tak disangka di Tromsø terdapat sebuah Masjid yang semula bernama Masjid Al Noor kemudian pada tahun 2006 berganti nama menjadi Masjid Alnor Senter. Selain masjid, komunitas mulsim di kota tersebut membentuk pula Islamic Center yang bernama Tromsø Islamske Senter. Tromsø Islamske Senter kemudian bertransformasi menjadi sebuah Alnor Foundation (beralamat di Storgata 132, Postbox 3447, 9276 Tromsø)
Gedung Alnor Senter
Suasana Sholat Jum’at
Ruang Madrasah Laki-laki
Ruangan Khusus Wanita
Ruang Makan
Sebenarnya komunitas muslim tersebar di Norwegia di antaranya seperti di kota Oslo, Møhlenpris, Bergen, dll. Komunitas Islam di kota Bergen yang mencapai 2.500 orang. Salah satu masjid di kota Bergen, Norwegia, “Bergen Mosque” berada di Jekteviksbakken 27, Bergen, Hordaland 5006, Norway:

5. Masjid Alaska
Alaska adalah salah satu negara bagian Amerika Serikat. Menurut luas wilayah, Alaska adalah negara bagian AS yang terbesar, dan terkaya sumber alamnya.


Muslim di Alaska berjumlah sekitar 2.000 sampai 3.000 dan dalam waktu tidak lama lagi di Alaska akan dibangun sebuah Masjid pertama di Anchorage, Alaska. Selama ini umat muslim di Alaska beribadah di sebuah Mushola kecil di Anchorage. Selain Mushola,di Alaska terdapat restoran dan toko yang menjual makanan halal.

***
Sungguh menakjubkan bahwa di belahan bumi paling utara pun Masjid tetap ada sebagai tempat umat Islam melakukan ibadah shalatnya. Bahkan terdapat pula tempat belajar mengajar (Madrasah) bagi mereka yang berminat memperlajari Al-Qur`an dan Islam secara lebih mendalam.
Untuk itu saudaraku, tanyakan lagi pada diri kita (yang Islam) tentang sebatas mana tingkat kecintaan kita dalam memakmurkan masjid? Apa saja yang telah kita perbuat untuk menebarkan kebaikan cinta dengan memakmurkan masjid? Minimal dengan sering shalat berjamaah di masjid dan bukan hanya shalat Jum`atnya saja. Karena jika tidak, maka masjid pun tidak lebih hanya sebagai simbol yang tidak akan ada artinya.
Sumber: http://dokter-hanny.blogspot.com/2010/09/masjid-di-kutub-utara.html