Minggu, 08 Mei 2011

Anekdot "Penunggu Bis Berdarah"


]Adi sdg dlm perjlnan ke Jakarta dgn bis mlm.

Seorg kakek tua naik & mnawarkan buku2 pd pnumpang.


"Bukunya nak? Ada mcm2 nih. Buku silat, cinta2an, agama, dll", ujar si kakek.


Adi yg sdg tdk bisa tdr pun tertarik. "Ada buku horor ga kek?"


"Oh suka cerita horor ya? Kebetulan sisa satu, Pas lg ceritanya. Ttg bis yg ditinggali byk arwah pnasaran.

Judulnya 'PENUNGGU BIS BERDARAH". Serem bgt pokoknya."
"Boleh jg tuh brp harganya?"
"Rp95.000, nak"
"Wow, mahal bgt, kek".
"Ya namanya jg buku Best seller. Smua yg baca buku ini kbrnya syok loh wkt baca endingnya", si kakek promosi ala salesman.
Adi pun mengalah.

Entah knp, pd saat ia serahkan uang tersebut ke kakek, tiba2 petir menggelegar.

Angin mulai bertiup kencang.

Si kakek turun dr bis, namun tiba2 berhenti & menolehkan wajahnya pelan2 ke Adi.

"Nak", ujarnya lirih, "apa pun yg terjadi, harap jgn buka halaman terakhir.

Ingat, apapun yg terjadi.

Kalau tdk nanti kamu akan menyesal & saya tdk mau bertanggung jwb."
Jantung Adi berdegup kencang. Saking takutnya, ia sampai tdk mampu menganggukkan kepala hingga si kakek turun dr bis & menghilang ditelan kegelapan.

Pd saat tengah mlm, Adi selesai membaca slrh buku tersebut. Kecuali halaman terakhir.

Dan memang benar spt yg dikatakan si kakek, buku itu bnr2 menegangkan & menyeramkan.
Bis melaju kencang, hujan turun deras. Kilat menyambar bergantian, terdengar suara guruh menggelegar.

Adi melihat sekeliling & trnyt smua penumpang sdh terlelap. Bulu kuduknya merinding.

"Baca halaman terakhirnya ga ya?", pikir Adi bimbang. Antara pnasaran & rasa takut berbaur jd satu. Di luar mlm tampak makin gelap. "Ah sdhlah, sekalian aja. Nanggung!"
Dgn tangan gemetar ia pun membuka halaman terakhir buku tersebut secara perlahan.
Dan akhirnya tampak lembaran kosong dgn sepotong tulisan di bagian pojok kanan atas. Sambil menelan ludah, Adi membaca huruf demi huruf yg tercantum:

PENUNGGU BIS BERDARAH
Terbitan CV. Pustaka Buku
Harga Pas: Rp 12.500 

Terselubung