Selama lebih dari 400 tahun, para awak luar angkasa mempelajari matahari dari jarak jauh. Sekarang, tim dari Agen Luar Angkasa Eropa atau European Space Agency (ESA) bersama-sama dengan NASA berencana mengirim misi luar angkasa untuk menjelajahi bintang paling terang tersebut.
Misi luar angkasa ini bertujuan mendekati titik pusat matahari. Upaya ini nantinya diharapkan akan mengungkapkan jawaban dari sederet pertanyaan mengenai matahari, termasuk mengapa lapisan atmosfir di luar angkasa lebih panas dari permukaannya, apa yang menyebabkan terjadinya angin solar dan bintik matahari.
Pesawat luar angkasa yang berangkat dalam misi ini akan menempuh perjalanan lebih dari 70 juta mil menuju sistem solar yang kurang bersahabat dimana temperaturnya yang sangat panas mampu melelehkan apapun yang ada di sekitarnya termasuk pesawat luar angkasa itu sendiri, demikian yang dikemukakan oleh para astronot ESA yang dikutip dari Sunday Telegraph, Selasa (28/4/2009).
Salah satu dari dua misi yang dinamakan Solar Orbiter akan mengelilingi matahari sehingga ilmuwan ESA bisa melihat kutub matahari yang belum pernah bisa dilihat sebelumnya. Misi ini rencananya akan diluncurkan pada 2017 dan rancangan perjalanan misi sedang berjalan.
Pesawat luar angkasa dengan bahan pelindung dari panas dan radiasi tinggi berketebalan 15 inci ini akan mengorbit pada jarak 20 juta mil dari permukaan matahari.
Misi ini akan mengambil gambar permukaan matahari. Gambar ini nantinya akan menjadi gambar matahari paling rinci dari yang pernah ada sebelumnya. Selain itu para awak misi pun akan mengukur emisi partikel dan magnetik matahari. (OkeZone.com)