Jumat, 27 Mei 2011

Ilmuwan Ungkap Misteri Mayat Tersenyum

A fourth-century B.C. Phoenician mask found in Tunisia displays a grin not unlike those seen on victims of an ancient Phoenician "sardonic grin" potion administered on the island of Sardinia.  Scientists in May 2009 said they had finally uncovered the source of the potion's lethal, smile-inducing effects: the hemlock water-dropwort plant.
A fourth-century B.C. Phoenician mask found in Tunisia displays a grin not unlike those seen on victims of an ancient Phoenician "sardonic grin" potion administered on the island of Sardinia. Scientists in May 2009 said they had finally uncovered the source of the potion's lethal, smile-inducing effects: the hemlock water-dropwort plant.

Selama ribuan tahun para ilmuwan masih diselimuti misteri soal bagaimana mayat-mayat kuno di Kepulauan Sardinia rata-rata dalam kondisi wajah tersenyum.

Sebagaimana diberitakan National Geographic, Kamis (4/6) kini setelah 2.800 tahun berlalu, mereka berhasil mengungkap bahwa ada bahan tanaman yang mampu membuat orang bisa tersenyum menjelang ajalnya. Tanaman ini diduga dapat membuat tampilan wajah si mayat seperti tersenyum. Sebelumnya, penulis abad ke-8 SM Homer pernah menyebutkan istilah kata “Senyuman Sardonik” yang diambil dari akar kata “Sardinia” dalam sejumlah tulisannya merujuk pembunuhan ritual di pulau itu yang berakhir dengan wajah tersenyum.

Menurut studi terkini, orang-orang tua di masa lalu yang diduga sudah tidak bertahan hidup lagi dan mereka yang terlibat dalam kasus kriminal “dicekoki dengan herba sardonik dan lantas dibunuh dengan cara dijatuhkan dari bukit tinggi atau dipukuli hingga mati”.

Selama berabad-abad identitas herba tersebut masih misteri. Namun, sebuah studi yang dipimpin Giovanni Appendino bersama rekan-rekannya berhasil menguak kandungan herba yang bisa membuat orang-orang yang akan mati itu tersenyum pada sebuah tanaman yang disebut hemlock water-dropwort.

Tanaman berbunga putih seperti batang-batang ini tumbuh di sepanjang kolam dan sungai di beberapa bagian negara Italia. Sekitar satu dekade lalu, seorang penggembala domba Sardinia melakukan aksi bunuh diri dengan mengonsumsi tanaman hemlock water-dropwort sehingga mayatnya ditemukan dalam kondisi tersenyum.

Kematian ini membuat Mauro Ballero, pakar botani di University of Cagliari di Sardinia untuk meneliti lebih lanjut setiap tanaman dropwort di pulau itu. Penelitiannya dilanjutkan oleh Ballero bersama rekan-rekannya yang meneliti struktur melekul toxin tanaman hemlock water-dropwort dan menentukan dampaknya terhadap tubuh manusia.

Appendino, pakar organik kimia di Universita degli Studi del Piemonte Orientale di Italia menjelaskan, “Kandungan toxin yang sangat tinggi dan penyebab gejala-gejalanya persis sama dengan yang diuraikan dalam catatan kuno dan peninggalan mayat-mayat tersenyum sardonik.” Dikatakanya, tanaman hemlock water-dropwort diketahui mengandung neurotoxin dan menurut kami tanaman itulah yang dipakai orang-orang dulu.”

Selain tanaman hemlock water-dropwort, ada juga tanaman lain yaitu hairy buttercup (aka the Sardinian buttercup). Tapi, tanaman ini tidak tumbuh di tempat-tempat lembab sebagaimana yang disebutkan dalam sejumlah teks kuno dan juga tidak mengandung toxin yang kuat, jelas Appendino. Dia menambahkan Sardinia adalah satu-satunya tempat di seluruh Mediterranean yang ditumbuhi tanaman jenis hemlock water-dropwort.

Menurut seorang kerabat korban yang mati itu, tanaman hemlock water-dropwort sangat berbahaya disebabkan aroma dan rasanya yang sangat manis. “Pada umumnya tanaman beracun itu pahit tapi hemlock water-dropwort memiliki rasa yang manis. Dan ini merupakan kasus kedua tanaman beracun yang dapat merangsang indera kita. Menurut Appendino, tanaman ini sangat berguna untuk kosmetik sebab ia bisa merelaksasi otot dan menghilangkan keriput-keriput di wajah. Temuan mereka ini dipaparkan di Journal of Natural Products.GLOBAL