Selasa, 21 Juni 2011

Mars Makin Mirp Dengan Bumi



Hasil penelitian terbaru mengenai Mars semakin menunjukkan bahwa planet itu memiliki ciri-ciri yang sangat mirip dengan Bumi.


Ilmuwan terus menggali bukti seputar keadaan alam dan cuaca di Mars dan mereka semakin yakin menyimpulkan bahwa di Mars terdapat kehidupan yang serupa dengan di Bumi.


“Untuk bisa menyimpulkan hal itu, kami telah melakukan penelitian bertahun-tahun. Kondisi alam Mars yang sangat mirip dengan Bumi benar-benar mendukung adanya kehidupan di sana,” kata profesor ilmu atmosfer dari Texas A&M University, Mark Lemmon.


Lemmon yang telah empat tahun lebih tergabung dalam misi penelitian Mars dengan pesawat penelitian Phoenix mengatakan, sebelumnya di Mars juga pernah ditemukan bekas garis pantai dan danau yang telah mengering.


Diduga, beberapa miliar tahun lalu, terdapat sungai dan danau di Mars yang menjadi sumber kehidupan para penghuninya. Demikian keterangan yang dikutip dari TG Daily, Selasa (7/7/2009).


“Tempat di mana Phoenix mendarat adalah sebuah lahan tandus yang menyerupai lembah kering di Antartika,” kata Lemmon.


“Area tersebut terdiri atas palung dan anak bukit seperti di bukit Antartika. Tidak ada air, namun terdapat bongkahan es. Kami menduga ini adalah sisa air yang pernah ada yang membeku akibat ditempa cuaca dingin yang sangat ekstrim,” tambahnya.


Lemmon mengatakan hal paling menarik adalah, tanah di Mars memiliki potensi sumber energi dan oksigen bagi kehidupan makhluk hidup di sana. Dia pun terus berharap agar setiap penemuan terbaru di Mars, bisa lebih dalam menguak misteri kehidupan di planet merah tersebut.


Sementara itu juga diperkirakan Adanya methana di Mars mungkin menunjukkan adanya aktivitas organisme di planet tersebut. Sejak lama para ahli penasaran untuk membuktikannya mengingat Mars merupakan planet di tata surya yang paling mirip Bumi.


Sumber gas methana di Bumi sebagian besar merupakan produk aktivitas organisme dari gas buang ternak sampai pembusukan sampah.


Dugaan tersebut semakin kuat saat ditemukan semburan methana yang terbentuk dalam waktu singkat. Pada musim panas tahun 2003, dari permukaan Mars terdeteksi 21.000 ton gas methana yang terbentuk hanya dalam beberapa bulan saja.


Semburan tersebut terbentuk di hemisfer barat permukaan Mars dekat are ayang disebut Bili Fossae. Kawasan tersebut merupakan salah satu kandidat lokasi pendaratan robot penjelajah Mars berikutnya yang akan dikirimkan tahun 2011.


Semburan methana seperti ini mirip dengan aktivitas di perairan dekat Santa Barbara, California yang dihasilkan dari pembusukan organisme di dasar laut. Mikroba-mikroba yang hidup di Arktik dan sejumlah lingkungan ekstrim di permukaan Bumi dan tak membutuhkan oksigen juga menghasilkan methana. Gas methana juga diketahui menjadi sumber energi organisme tersebut. Jadi, ada kemungkinan organisme tinggal di kawasan yang kaya methana.


“Ini membuat kemungkinan adanya kehidupan masih ada di sana semakin kuat,” ujar Michael Mumma dari Pusat Riset Ruang Angkasa Goddard milik NASA yang melaporkan hasil pengamatan tersebut dalam jurnal Science edisi terbaru.


Jika benar mikroba di Mars mungkin hidup di bawah permukaan planet dan tidak membutuhkan oksigen untuk hidup. Mikroba seperti inilah yang kini terus diburu para ilmuwan ke planet-planet lain.


Mumma mengakui semburan methana bisa jadi berasal dari aktivitas geologi seperti aktivitas magma atau pencampuran air, karbon dioksida, dan senyawa kimia lainnya di bawah permukaan Mars. Namun, sejauh ini tidak ada tanda-tanda aktivitas geologi yang menonjol di Mars.


“Jika karena aktivitas magma seharusnya dihasilkan sulfur dioksida berkadar tinggi, namun ini tak terlihat,” jelas Mumma. Selain itu, reaksi di bawah tanah seharusnya menyebabkan patahan atau retakan di permukaan untuk melepaskannya namun sejauh ini tidak pernah ditemukan rekahan di Mars.


Mumma mengakui bukti tersebut belum cukup kuat untuk mengkalim adanya kehidupan di Mars.


Namun, penemuan semburan methana ini menjadi acuan baru bagi para ilmuwan untuk berburu kehidupan di Mars.


Pada misi ekspedisi berikutnya, pengiriman wahana penjelajah atau robot peneliti mungkin sebaiknya diarahkan ke titik-titik di Mars yang mengandung gas methana tinggi.(okz/kmp)