Selasa, 09 Agustus 2011

Istimewakan Pejudi Indonesia, Warga Lokal Bayar Lebih Mahal


Pengunjung antri masuk di kasino Resort World Sentosa (RWS)

Untuk kali pertama Singapura punya kasino. Lokasinya di kompleks Resort World Sentosa. Wartawan Jawa Pos Nanang Prianto berkunjung ke sana dua pekan setelah tempat judi itu dibuka.


WAJAH Zhang Nang langsung sumringah. Harapannya agar kartu dealer alias bandar bernilai nol kesampaian. Sebelumnya wajah pria yang mengenakan jersey klub basket asal Tiongkok, Shanghai Sharks, itu tampak masam. Tiga kartu miliknya dalam permainan three card hanya bernilai satu. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan taruhannya senilai 300 dolar Singapura adalah tiga kartu bandar harus bernilai nol.


"Zero, zero, zero," teriak Zhang dan beberapa temannya ketika bandar hendak membuka kartu. "Yeah," teriakan mereka semakin kencang dan membahana ketika bandar membuka kartu yang terdiri atas enam hati, empat keriting, dan satu queen hati, yang bernilai nol. Zhang pun mendapatkan 300 dolar Singapura.


Zhang adalah salah seorang dari ribuan penjudi yang memperoleh keberuntungan di kasino Resort World Sentosa (RWS) Sabtu, 27 Februari lalu. Bukan hanya Zhang dan teman-temannya yang begitu ekspresif saat berjudi. Dari meja-meja permainan lain hal serupa terdengar. Selama tidak dikomplain rekan sesama penjudi, seseorang boleh-boleh saja bersorak. Bahkan, penjudi lain yang sebelumnya hanya diam, lama-kelamaan ikut larut dalam gaya yang agak urakan itu.


Sabtu itu adalah tepat dua minggu kasino di RWS dibuka. Kasino pertama di Negeri Singa itu dibuka pada 14 Februari yang berbarengan dengan tahun baru Imlek. Sejak dibuka, kasino yang bagian dalamnya didominasi warna merah tersebut langsung menjadi objek wisata favorit di negeri kota itu. Setiap hari ribuan orang hadir di ruang yang dipenuhi dengan hiasan berbentuk palm itu. Seperti halnya Sabtu lalu, seorang pengunjung harus mengantre belasan menit untuk mendapatkan giliran pemeriksaan surat identitas.


Pemeriksaan itu harus dilakukan karena pemerintah Singapura menerapkan kebijakan berbeda kepada pengunjung kasino yang berasal dari luar negeri dan dalam negeri. Pengunjung dalam negeri (lokal) harus membayar 100 dolar Singapura untuk sekadar masuk kasino. Sebaliknya, turis asing tidak perlu mengeluarkan uang sesen pun untuk masuk ke sana alias gratis!


"Ketentuan warga Singapura membayar 100 dolar untuk masuk kasino tidak lepas dari desakan pihak oposisi," jelas seorang profesor dari Nanyang Technological University.


"Mereka (oposisi) khawatir kasino akan membuat warga Singapura larut dalam budaya judi yang tidak terkontrol. Karena itu, untuk menurunkan minat warga Singapura datang ke kasino, dibuatlah aturan membayar 100 dolar itu," tambahnya.


Membayar bagi warga lokal dan gratis bagi warga asing menjadi kompromi yang bisa diterima pemerintah maupun oposisi. Dengan kebijakan itu, pihak oposisi melihat bahwa pangsa pasar utama kasino itu adalah penjudi asing. Kalaupun penjudi Singapura, mereka dari kalangan menengah ke atas. Sebab, kalangan bawah akan berpikir berkali-kali untuk melepas 100 dolar Singapura hanya untuk mendapatkan tiket masuk.


Kebijakan kasino di RWS yang mengutamakan para penjudi asing itu semakin kentara dari fasilitas khusus yang diberikan kepada penjudi asal Indonesia dan Malaysia. Jika datang ke Singapura dengan naik feri dan bisa dibuktikan dengan tiket, para penjudi dari kedua negara itu langsung mendapatkan voucher senilai 10 dolar Singapura.


Mengapa voucher itu hanya untuk pengunjung dari Indonesia dan Malaysia yang masuk menggunakan feri? Sebab, merekalah yang berpotensi menjadi pelanggan kasino. Mereka sangat mungkin dari Johor (Malaysia) atau Pekanbaru dan Batam yang sangat dekat dengan Singapura.


"Intinya, kasino dibuat bukan untuk mengeruk uang warga Singapura, tapi penjudi dari luar negeri," tambah sang profesor yang enggan menyebutkan namanya.


Fasilitas di dalam kasino pun begitu memanjakan warga asing. Mereka yang lapar tidak perlu khawatir kesulitan menyesuaikan selera makan. Di dalam kasino ada beberapa restoran yang menyajikan aneka menu. Mulai masakan Barat sampai vegetarian.


Ruang kasino yang luasnya sekitar empat kali lapangan sepak bola itu juga dibagi menjadi dua. Masing-masing untuk perokok dan non perokok. Di lantai dua ada juga ruang VIP yang dikhususkan untuk member yang memiliki kartu gold atau platinum. Bagi pengunjung berkantong tipis, ada pula minuman gratis. Mulai dari air mineral, minuman berkarbonasi terkenal asal Amerika, teh tarik, atau cappuccino.


Beragam fasilitas itu disediakan agar pengunjung kasino tidak hanya penjudi kaya. Kasino di RWS juga membidik penjudi kecil atau bahkan mereka yang sebelumnya bukan penjudi. Dan, secara umum bisa disimpulkan bahwa penjudi yang bermain Sabtu lalu itu mayoritas pemula.


Hal itu tidak lepas dari jenis judi yang menjadi favorit, yakni yang tidak membutuhkan kemampuan khusus. Selain three card seperti yang dimainkan Zhang, tai sai alias dadu dan rolet termasuk yang paling banyak peminatnya. Jenis itu menarik bagi pemula karena tidak perlu kemampuan khusus seperti poker atau black jack. Penjudi jenis "dadu dkk" hanya perlu keberuntungan. Taruhan minimal pada tai sai hanya tiga dolar Singapura (sekitar Rp 18 ribu), dan maksimal 100 dolar.


Kasino di RWS bukan satu-satunya kasino baru Singapura yang diandalkan untuk menjadi magnet pariwisata mereka. Pertengahan April mendatang mereka rencananya membuka kasino terbaru di kawasan Marina Bay. Kalau Casino RWS dimiliki konglomerasi Genting asal Malaysia, kasino di Marina Bay dibangun oleh Las Vegas Sands yang dimiliki konglomerat Yahudi, Sheldon Adelson. Karena itu, kasino kedua Singapura tersebut diberi nama Marina Bay Sands. Agar bisa rampung bulan depan, komplek hiburan terpadu itu dibangun siang dan malam.


Seperti halnya RWS, Marina Bay Sands tidak hanya memiliki kasino. Di sana juga akan ada hotel mewah, pusat perbelanjaan, dan convention center. Kalau RWS memiliki Universal Studio, Marina Bay Sands memiliki keistimewaan kedekatan mereka dengan Marina Bay Circuit yang setiap tahun menyelenggarakan balapan Formula 1.


Marina Bay Sands diprediksi lebih diminati daripada RWS, khususnya dalam hal kasino dan hotel. Itu tidak lepas dari posisi Marina Bay Sands yang dekat dengan pusat kota. Sebagai catatan, letak Marina Bay Sands tepat berada di seberang patung Merlion, patung singa yang merupakan ikon Singapura. Karena lokasi yang lebih strategis itu, biaya pembangunan Marina Bay Sands lebih besar, 7,8 miliar dolar Singapura berbanding 5,5 miliar dolar Singapura.


Namun, start awal RWS juga menjadi keuntungan tersendiri. Selama Marina Bay Sands belum diresmikan, mereka bisa terus beroperasi untuk mendapatkan pelanggan setia.


Pada dua komplek hiburan itu, Singapura menggantungkan harapan besar, khususnya pada kasino. Sebab, dalam setahun mereka ditarget memberikan kontribusi senilai 2,7 miliar dolar Singapura (sekitar Rp 18,9 triliun). Di saat sektor manufaktur Malaysia, Thailand dan Vietnam semakin maju, yang nanti bisa menjadi pesaing Singapura, keberadaan kasino itu tentu saja bisa menjadi alternatif pemasukan baru. Bagaimanapun, Singapura yang memiliki sumber daya alam dan manusia jauh lebih kecil daripada pesaingnya di kawasan Asia Tenggara, lama-kelamaan akan kesulitan bersaing jika hanya mengandalkan sektor manufaktur.