Pada mulanya cinta adalah gagasan tentang bagaimana membahagiakan dan menumbuhkan orang lain. Selanjutnya cinta adalah kemauan baik yang menjembatani gagasan itu menuju alam kenyataan. Sisanya adalah kemampuan. Cinta yang hanya berkembang di batas gagasan dan kemauan baik akan tampak seperti pohon rindang yang tidak berbuah.
Bagian cinta yang pertama dan kedua, gagasan dan kemauan baik, biasanya terbentuk dari serangkaian penghayatan akan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan keagamaan tentang kehidupan dan hubungan antar manusia didalamnya, hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan alam. Sedangkan apa penghayatan itu dalam diri seorang pencinta sedalam itu pula sumber energi cinta yang ada dalam dirinya.
Tapi bagian ketiga dari cinta, kemampuan, memerlukan latihan dan proses pembelajaran. Kalau kita mau memberi, kita harus dan berlatih bagaimana memiliki. Kalau kita mau memperhatikan orang yang kita cintai, kita harus belajar dan berlatih untuk tidak membutuhkan perhatian orang lain. Kalau kita mau menumbuhkan sang kekasih, kita harus belajar dan berlatih bagaimana menumbuhkan diri sendiri terlebih dahulu. Begitu seterusnya: memberi, memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi mengharuskan kita memiliki kemampuan pribadi untuk melakukan tindakan-tindakan produktif.
Membangun kemampuan mencintai berarti membangun kemampuan produktif dalam diri kita. Menjadi seorang pencinta sejati berarti menjadi seorang produktif yang selalu berorientasi bukan saja pada proses, tapi juga terutama hasil akhir. Produktifitas adalah indikator kematangan seorang pencinta. Seorang pencinta yang tidak produktif adalah pohon rindang yang tidak berbuah.
ini sisi cinta yang paling rasional dan paling berat: belajar dan berlatih untuk menjadi produktif. Ini bukan pelajaran tentang bagaimana menguntai kata-kata cinta. Atau tentang teknik-teknik merawat cinta kasih. Ini pelajaran tentang bagaimana kita mengembangkan diri, mengubah semua potensi dalam diri kita menjadi kemampuan-kemampuan baru, mengarahkan semua kemampuan baru itu menjadi sumber produktifitas.
Mencintai dengan semua siklusnya adalah kerja dari dalam ke luar. Seorang pencinta sejati adalah seseorang yang mampu keluar dari dirinya sendiri menuju orang lain. Tapi jauh sebelum seseorang mampu keluar dari dirinya sendiri, ia harus masuk kedalam dirinya sendiri. Sedalam mungkin. Karena dari kedalaman itulah ia bisa keluar sejauh mungkin. Pelajaran cinta adalah pelajaran tentang bagaimana kita masuk kedalam diri sendiri untuk kemudian menjadikan orang lain lebih baik. Dan akhirnya, ini adalah pelajaran tentang bagaimana mengubah hidup kita menjadi taman yang lebih indah dipandang dan lebih nyaman dihuni. Karena di sana kita bertumbuh. Karena dalam pertumbuhan itu kita berbahagia. Anis Matta