Jika cinta menyerupai air pada beberapa tabiat dasarnya, maka sifat utama air yang melekat padanya adalah fakta bahwa air adalah sumber kehidupan. Jika cinta adalah gagasan tentang bagaimana menciptakan kehidupan yang lebih baik, dan tindakan utamanya adalah memberi untuk menumbuhkan, maka kekuatan pesona utama seorang pencinta adalah aura kehidupan yang memancar dari dalam dirinya.
Aura kehidupan. Ya, aura kehidupan. Ia membuat orang – orang disekelilingnya merasakan denyut nadi kehidupan, merasakan hamparan keindahan hidup, merasakan alasan tentang mengapa mereka hidup dan harus melanjutkan hidup, merasakan alasan untuk bertumbuh demi merakit pemaknaan tiada henti terhadap kehidupan. Ia, intinya membuat orang – orang di sekeliling merasa hidup. Sebab ia menebar benih kehidupan di ladang hati mereka.
Aura kehidupan.Ya, aura kehidupan. Sebab ia hidup. Dan hidup itu nyata pada setiap jengkal tubuhnya, pada setiap detak jantungnya, pada setiap hembusan nafasnya, pada setiap langkah kakinya, pada setiap uluran tangannya, pada setiap kedipan matanya, pada setiap kata dan suaranya. Gagasannya seluruhnya adalah tentang kehidupan yang lebih baik. Niatnya seluruhnya adalah penumbuhan yang membuat hidup lebih baik.
Aura kehidupan. Ya, aura kehidupan. Sebab ia memiliki dan menggabung tiga pesona utama para pencinta: pesona raga, pesona jiwa, pesona ruh. Ketiga pesona tersebut terbingkai rapih pada sebuah “akal besar“ yang menerangi kehidupannya dan kehidupan orang – orang disekitarnya.
Maka mendekat – dekatlah padanya, niscaya engkau kan merasakan betapa air kehidupan serasa mengalir pada setiap sudut jiwa dan ragamu. Maka tataplah matanya, niscaya engkau kan merasakan gairah kehidupan yang memberimu semangat baru untuk terus hidup, terus melanjutkan hidup. Maka dengarkanlah kata – katanya, maka engkau kan merasakan betapa engkau layak dan pantas mendapat kehidupan yang berkualitas, kehidupan yang lebih baik. Dan jika tuhan mengijinkan engkau merasakan sentuhannya, niscaya engkau kan merasakan betapa air kehidupan mendidih dalam tubuhnya. Dan jika Tuhan memperkenankanmu hidup berlama - lama dengannya, niscaya engkau kan merasakan betapa perlindungan dan penumbuhannya membuatmu terengkuh dalam rasa aman dan nyaman.
Engkau bahkan tidak pernah begitu yakin tentang pesona apa yang pertama kali menawanmu. Apakah kulit hitam yang tidak dapat menyembunyikan cahaya matanya? atau ketegasan sikap yang tidak dapat merahasiakan kebajikan hatinya? Atau kelembutan bawaan yang tidak sanggup menutup – nutupi keberaniannya? Atau diam panjang yang tidak mampu menghalangi ilmu dan wawasannya? Atau badan kurus yang dijelaskan oleh puasa dan pengendalian dirinya? Atau? Tidak! Semua tampak menyatu dalam dirinya: ruhnya yang halus, jiwanya yang lembut, terbungkus dalam raganya yang kokoh, terangkai dalam perilaku yang terbimbing akal besarnya. Tapi itu semua ada dalam dirinya. Dan ketika Ia keluar, ia hanya memancarkan satu hal: aura kehidupan. Dan itulah yang engakau rasakan dan yang mungkin sekali tidak engkau ketahui asal muasal dan akarnya dalam dirinya. Dia bukan nabi yang tak mungkin salah. Dia hanya sebuah tekad perbaikan berkesinambungan yang tak henti – henti. Dan itulah aura kehidupan: gairah yang tidak pernah selesai. Anis Matta, Lc