Sungai Kapuas adalah jalur transportasi air yang semakin lama menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat kota Pontianak, Kalimantan Barat. Melalui perhatian yang serius dari pemerintah dan masyarakat setempat, kini sungai Kapuas menjadi suatu bagian objek wisata andalan kota Pontianak yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Salah satu objek wisata yang sangat menarik minat ribuan pengunjung baik lokal maupun mancanegara adalah permainan MERIAM KARBIT yang diadakan setiap tahun di tepian sungai Kapuas yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri dan terdapat ratusan meriam karbit sepanjang Sungai Kapuas..
Sejarah
Permainan MERIAM KARBIT merupakan suatu tradisi dan budaya masyarakat tepian sungai Kapuas secara turun-menurun yang dimainkan oleh anak-anak dan orang dewasa. Tradisi MERIAM KARBIT ini terkait dengan sejarah berdirinya Kota Pontianak. Pada abad 17 Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie akan membuka kota Pontianak, Syahdan mendapat gangguan dari Kuntilanak. Sultan lalu menembakkan meriam dari kapalnya untuk mengusir Kuntilanak tersebut. Dan nama kuntilanak inilah yang kemudian dipakai menamai Kota Pontianak.
Melalui teknologi informasi yang semakin maju dan dukungan media informasi cetak maupun elektronik membuat permainan ini dikenal luas hingga saat ini, antusias masyarakat membuat permainan ini ditunggu-tunggu oleh ribuan pasang mata setiap tahunnya.
Salah satu objek wisata yang sangat menarik minat ribuan pengunjung baik lokal maupun mancanegara adalah permainan MERIAM KARBIT yang diadakan setiap tahun di tepian sungai Kapuas yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri dan terdapat ratusan meriam karbit sepanjang Sungai Kapuas..
Sejarah
Permainan MERIAM KARBIT merupakan suatu tradisi dan budaya masyarakat tepian sungai Kapuas secara turun-menurun yang dimainkan oleh anak-anak dan orang dewasa. Tradisi MERIAM KARBIT ini terkait dengan sejarah berdirinya Kota Pontianak. Pada abad 17 Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie akan membuka kota Pontianak, Syahdan mendapat gangguan dari Kuntilanak. Sultan lalu menembakkan meriam dari kapalnya untuk mengusir Kuntilanak tersebut. Dan nama kuntilanak inilah yang kemudian dipakai menamai Kota Pontianak.
Melalui teknologi informasi yang semakin maju dan dukungan media informasi cetak maupun elektronik membuat permainan ini dikenal luas hingga saat ini, antusias masyarakat membuat permainan ini ditunggu-tunggu oleh ribuan pasang mata setiap tahunnya.
Beberapa tahun terakhir, permainan MERIAM KARBIT mencapai puncak kesuksesannya dengan meraih REKOR MURI melalui Parade yang diikuti 150 Meriam Karbit milik 31 Kelompok masyarakat sepanjang sungai Kapuas dengan tema meriam terbanyak dan terbesar di sepanjang sungai Kapuas tepatnya.