Xerox Corporation memperlihatkan teknologi erasable paper (kertas yang dapat dihapus kembali setelah dicetak) kepada publik untuk pertama kalinya pada WIRED NextFest, sebuah acara yang memuat inovasi global yang dapat mengubah dunia. Kertas ini dapat digunakan untuk mencetak secara berulang-ulang sehingga kelak dapat menghemat penggunaan kertas dan mengurangi limbah. Ide ini sudah sebelumnya dikemukakan Xerox hampir setahun lalu saat masih dalam tahap prototipe.
Menurut riset, 40% dari dokumen kantor yang dicetak setiap harinya hanya digunakan untuk pemakaian sementara. Ilmuwan Xerox telah mengembangkan sebuah teknologi cetak yang suatu saat memungkinkan pengguna untuk kembali menggunakan kertas yang sebelumnya dicetak hanya untuk penggunaan sementara. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara Xerox Research Centre of Canada dan PARC (Palo Alto Research Center). Paul Smith, manajer dari laborium material dan sintesis baru Xerox menunjukan kemampuan dengan menghapus sebuah kertas temporer yang telah sebelumnya dicetak.
Kertas yang dapat dihapus dari Xerox dilapisi selubung kimia yang dapat bereaksi dengan cahaya dalam intensitas tertentu. Saat kertas diarahkan kepada cahaya, ia akan menciptakan teks yang tampak dengan mata pada permukaannya. Dalam waktu 24 jam, kertas tersebut akan bersih kembali dengan sendirinya, dan siap untuk digunakan lagi — ini merupakan berita baik bagi kantor yang menurut riset membuang 40% kertas pada hari yang sama saat dicetak.
Terobosan lain yang diperkenalkan Xerox juga sesuatu yang juga secara signifikan lebih ramah lingkungan dibandingkan teknologi saat ini — teknologi percetakan yang dapat mengurangi limbah sampai 90% dan memurnikan air dengan biaya murah yang menggunakan lebih sedikit energi dibandingkan metode konvensional. Xerox juga mendemonstrasikan metode cetak yang membuat pemalsuan dokumen semakin sulit untuk dilakukan karena mampu mencetak gambar-gambar hologram yang berukuran sangat kecil — hanya dapat dibaca dengan bantuan kaca pembesar di bawah sinar ultra violet.
"Xerox memiliki tradisi mengubah cara interaksi manusia dengan informasi dan cara berkomunikasi dalam sebuah bisnis," kata Sophie Vandebroek, chief technology officer sekaligus presiden Xerox Innovation Group.