Seorang siswi buta asal Kanada yang menguasai empat bahasa menjadi penerjemah termuda yang bekerja di Parlemen Eropa.
Alexua Sloane, dari Cambridge, Inggris, kehilangan penglihatannya ketika berusia dua tahun setelah didiagnosis mengidap tumor otak saat berlibur di Prancis.
Meski cacat, gadis kecil ini unggul dalam
bahasa. Dalam usia 10 tahun, dia sudah lancar berbahasa Inggris,
Prancis, Spanyol, dan Mandarin. Saat ini, dia tengah belajar bahasa
Jerman.
Sekarang dia telah menggapai mimpinya dengan bekerja
sebagai penerjemah setelah Robert Sturdy, anggota Parlemen Eropa,
mengundangnya ke Parlemen Eropa di Brussel, Kanada.
“Biasanya
syarat usia minimum untuk masuk ke Parlemen Eropa yaitu 14 tahun,
sehingga untuk Alexia yang sudah menerjemahkan pada usia 10 tahun sangat
mengagumkan,” ujar Isabelle, ibu Alexia, seperti dikutip dari Orange,
Jumat (15/4).
Sejak lahir Alexia telah biasa berbicara dalam tiga
bahasa lantaran ibunya keturunan Prancis dan Spanyol, dan ayahnya
Richard keturunan Inggris.
“Dia sangat bagus dalam berbahasa dan menunjukkan minatnya sejak usia sangat muda,” Isabelle menambahkan.
Alexia
bercita-cita menjadi penerjemah sejak usia enam tahun. Dia memilih ke
Parlemen Eropa sebagai hadiah atas kemenangannya meraih penghargaan
Young Achiever Community of the Year.
Dia bertanya apakah dia bisa menjadi penerjemah bayangan, dan anggota Parlemen Eropa Robert Sturdy setuju untuk membawanya.
“Ini
sangat luar biasa dan saya sekarang benar-benar bertekad untuk menjadi
penerjemah,” kata Alexia. “Tak ada yang dapat menghentikan saya”.(tempo)