Mendengar kata Pasar tradisional biasanya identik dengan kesan; becek, kotor, semrawut, dan bau, namun tidak demikian dengan Pasar Lempuyangan. Pasar yang terletak di Jalan Hayam Wuruk Jogja ini jauh dari kesan-kesan negatif yang biasa melekat pada pasar tradisional tersebut. Bersih, dan teratur, itulah kesan yang kami dapat saat menginjakkan kaki pertama kali di Pasar Lempuyangan. Maka tak heran jika Pasar Lempuyangan berhasil memperoleh penghargaan sebagai Pasar Terbaik tingkat nasional untuk kategori pengelolaan kebersihan pasar
Hal tersebut dapat diraih berkat peran aktif pedagang pasar yang mampu menerjemahkan program ‘Pasarku Resik Rejekine Apik’ yang diluncurkan sejak 2007 lalu. Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan pernghargaan pasar terbersih meliputi pengaturan pedagang, kebersihan, penghijauan, serta pengelolaan sampah.
Gerbang Pasar Lempuyangan
Saat ini, Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta dihuni oleh 372 pedagang yang terdiri dari 21 pedagang yang menempati kios, 333 pedagang yang menempati los, dan 18 pedagang yang menempati lapak. Luas pasar kelas IV ini mencapai 2.675 meter persegi, yang terdiri dari luas bangunan 252 meter persegi.
Lorong Pasar Lempuyangan yang bersih dan tertata
Mampir ke Pasar Lempuyangan tak lupa kami mencicipi hidangan khas yang ada di Pasar ini yaitu Jenang. Penjual Jenang atau bubur manis ini mulai buka jam 9.30 pagi dan berada di pojok selatan Pasar Lempuyangan. Jika tidak ketemu, silakan saja bertanya ke salah satu penjual yang ada di sana yang akan dengan senang hati menunjukkannya. Sayang saking larisnya kami hanya kebagian 2 porsi @ Rp 2.500.Karena lingkungan sekitarnya bersih, maka kamipun tak ragu untuk memakannya di tempat. Dan seperti Pak Bondan Winarno yang pernah mencobanya beberapa waktu yang lalu, kami pun berkata : Mak Nyusss untuk Jenangnya dan Mak Nyess juga untuk Pasarnya.
Hal tersebut dapat diraih berkat peran aktif pedagang pasar yang mampu menerjemahkan program ‘Pasarku Resik Rejekine Apik’ yang diluncurkan sejak 2007 lalu. Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan pernghargaan pasar terbersih meliputi pengaturan pedagang, kebersihan, penghijauan, serta pengelolaan sampah.
Gerbang Pasar Lempuyangan
Saat ini, Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta dihuni oleh 372 pedagang yang terdiri dari 21 pedagang yang menempati kios, 333 pedagang yang menempati los, dan 18 pedagang yang menempati lapak. Luas pasar kelas IV ini mencapai 2.675 meter persegi, yang terdiri dari luas bangunan 252 meter persegi.
Lorong Pasar Lempuyangan yang bersih dan tertata
Mampir ke Pasar Lempuyangan tak lupa kami mencicipi hidangan khas yang ada di Pasar ini yaitu Jenang. Penjual Jenang atau bubur manis ini mulai buka jam 9.30 pagi dan berada di pojok selatan Pasar Lempuyangan. Jika tidak ketemu, silakan saja bertanya ke salah satu penjual yang ada di sana yang akan dengan senang hati menunjukkannya. Sayang saking larisnya kami hanya kebagian 2 porsi @ Rp 2.500.Karena lingkungan sekitarnya bersih, maka kamipun tak ragu untuk memakannya di tempat. Dan seperti Pak Bondan Winarno yang pernah mencobanya beberapa waktu yang lalu, kami pun berkata : Mak Nyusss untuk Jenangnya dan Mak Nyess juga untuk Pasarnya.
Sumber: http://jelajahunik.blogspot.com