Sejenis tanaman liar yang mematikan dan membahayakan manusia dilaporkan telah “menyerang” Uganda. Tanaman yang disebut “Congress”
itu oleh media setempat pekan lalu disebutkan telah menewaskan ternak
dan “mencekik” tanaman lain. Tanaman yang secara ilmiah dikenal dengan
nama Parthenium hysterophorus itu terlihat berkembang biak
secara cepat di beberapa tempat, terutama di sepanjang jalan raya di
seluruh Uganda, mulai dari Busia sampai Kabale.
Dr
Gad Gumisiriza, pemimpin proyek penangan spesies yang menyerbu negeri
tersebut di Kementerian Pertanian, sebagaimana dikutip oleh media milik
pemerintah, Vision, Sabtu (14/3), mengonfirmasi bahwa rumput liar itu
sejauh ini telah ditemukan sedikitnya di 12 kabupaten.
Gambar: Rumput Conggres, Tanaman Cantik yang Mematikan
“Ini
adalah tanaman liar yang sangat agresif yang perlu ditangani segera.
Jika kita menundanya, tanaman tersebut dapat tumbuh dan tak
terkendali,” kata Gumisiriza, sebagaimana dilaporkan kantor berita
China, Xinhua.
Daerah
yang paling terpengaruh ialah Busiu di sepanjang jalan raya
Tororo-Mbale dan kota kecil perbatasan Busia, yang masing-masing
menghadapi dua are rumput liar. Daerah lain yang terpengaruh meliputi
Karengare di kabupaten Kabale, kota kecil Mbarara, dewan kota kecil
Bugembe di Jinja, Ibanda, Namutumba di sepanjang jalan rayat Tirinyi,
Busesa di kabupaten Iganga, Namulemba di kabupaten Bugiri, dan Taman
Nasional Ratu Elizabeth di kabupaten Kasese.
Di
Kampala dan kota kecil Masaka, sebagian penjual tanaman hias didapati
menanam tanaman “Congress” sebagai tanaman bunga tanpa mengetahui itu
adalah spesies asing yang berbahaya. “Banyak dukun juga menggunakan
tanaman tersebut untuk mengusir roh jahat,” kata Gumiriza.
Biasa Digunakan oleh dukun untuk mengobati
Meskipun kelihatan cantik dan beraroma wangi, rumput “Congress” dilaporkan termasuk di antara 10 jenis rumput liar yang paling berbahaya di dunia.
Jika
terjadi kontak dengan tubuh manusia, tanaman itu mengakibatkan dampak
seperti luka bakar yang bisa membuat kulit terkelupas. Jika serbuk
bunganya terisap, itu dapat mengakibatkan penyakit seperti asma atau
gejala seperti influenza yang tak kunjung reda. Hewan yang memakannya
menghasilkan susu berbau tak sedap dan bahkan dapat mati.
Menurut
Gumisiriza, rumput liar tersebut dapat mengurangi produksi jagung
sampai 40-60 persen. Tanaman liar itu juga dapat mengurangi jumlah
padang rumput di daerah padang rumput sampai 90 persen.
Kementerian
Pertanian berencana menangani rumput liar tersebut dengan menggunakan
semprotan kimia, mencabutnya sampai ke akar dan merusaknya untuk
membunuh tanaman liar itu.
“Kami
telah menyiapkan program untuk menyemprot rumput liar di daerah utama.
Kami juga telah menghubungi Kenya untuk melihat bagaimana kami dapat
menangani rumput liar tersebut di daerah tak bertuan di perbatasan
Busia,” kata Gumiriza.
“Sementara ini kami akan terus memantau dan menciptakan kesadaran mengenai bahayanya rumput liar itu,” katanya.
Dari Meksiko
Tanaman “Congress“
diduga masuk ke Uganda dari Meksiko melalui Ethiopia dan Kenya.
Tanaman tersebut secara tak sengaja masuk ke Ethiopia melalui
padi-padian bantuan yang diimpor dari Meksiko selama kelaparan luas
yang melanda negara di Tanduk Afrika itu pada pertengahan 1980-an.
Rumput
tersebut tersebar terutama oleh truk jarak jauh, sungai, aliran air,
dan banjir akibat badai. Rumput liar itu dapat tumbuh setinggi orang
dewasa dan menghasilkan puluhan ribu benih dalam satu atau dua bulan.
Bibitnya tumbuh dengan mudah tapi jika tanahnya tidak basah, benih itu dapat bertahan sampai 20 tahun.
Sumber: Kompas.com