Cumi
adalah binatang yang identik dengan tinta. Binatang itu selalu
mengeluarkan tinta apabila merasa terancam. Kemampuan cumi itu ternyata
telah ada sejak jutaan tahun lalu. Paleontolog menemukan bukti
kandungan tinta yang terdapat dalam fosil cumi purba yang ditemukan
saat penggalian di Trowbridge, Wiltshire, Inggris, beberapa waktu lalu.
Fosil ini diperkirakan berusia 150 juta tahun, ditemukan ketika sebuah batu terbelah mengungkap fosil hitam berukuran satu inci. Dr. Phil Wilby dari British Geological Survey mengatakan ini adalah makhluk purba yang sama dengan cumi-cumi masa kini. “Strukturnya tintanya sama dengan cumi modern,” katanya seperti dikutip BBC.
Fosil ini ditemukan dalam keadaan jaringan sel lunak yang masih awet. “Kami kira makhluk ini berenang disekitar era purba dan langsung berubah menjadi batu setelah mati. Ini disebut sebagai efek medusa,” ujarnya
Para ahli percaya satu kemungkinan makhluk-makhluk tersebut berkumpul di area tersebut untuk kawin sebelum mati akibat racun ganggang di dalam air. Sisa spesies lain dari cumi itu juga bisa ditemukan. Peneliti menyimpulkan kalau mereka dijadikan umpan bagi predator yang juga ikut mati setelah memakannya. “Fosil ini bisa dipotong selayaknya binatang yang hidup, Anda bisa melihat serat otot dan selnya,” imbuhnya.
Penemuan ini sangat mencengangkan. Para ahli bahkan mengaku penemuan ini sangat sulit dibayangkan. Bagaimana Anda mendapatkan sesuatu yang lembut dan licin sebagai fosil karung tinta dalam tiga dimensi, tetap hitam dan didalam sebuah batu yang berusia 150 juta tahun,” ujar Phil.
Spesimen itu kini menjadi bagian koleksi British Geological Survey di Nottingham, Inggris. Saat ini, sejumlah bagian dari tinta telah dikirim ke Universitas Yale di Amerika Serikat untuk penelitian kimia lebih mendalam.
Fosil ini diperkirakan berusia 150 juta tahun, ditemukan ketika sebuah batu terbelah mengungkap fosil hitam berukuran satu inci. Dr. Phil Wilby dari British Geological Survey mengatakan ini adalah makhluk purba yang sama dengan cumi-cumi masa kini. “Strukturnya tintanya sama dengan cumi modern,” katanya seperti dikutip BBC.
Fosil ini ditemukan dalam keadaan jaringan sel lunak yang masih awet. “Kami kira makhluk ini berenang disekitar era purba dan langsung berubah menjadi batu setelah mati. Ini disebut sebagai efek medusa,” ujarnya
Para ahli percaya satu kemungkinan makhluk-makhluk tersebut berkumpul di area tersebut untuk kawin sebelum mati akibat racun ganggang di dalam air. Sisa spesies lain dari cumi itu juga bisa ditemukan. Peneliti menyimpulkan kalau mereka dijadikan umpan bagi predator yang juga ikut mati setelah memakannya. “Fosil ini bisa dipotong selayaknya binatang yang hidup, Anda bisa melihat serat otot dan selnya,” imbuhnya.
Penemuan ini sangat mencengangkan. Para ahli bahkan mengaku penemuan ini sangat sulit dibayangkan. Bagaimana Anda mendapatkan sesuatu yang lembut dan licin sebagai fosil karung tinta dalam tiga dimensi, tetap hitam dan didalam sebuah batu yang berusia 150 juta tahun,” ujar Phil.
Spesimen itu kini menjadi bagian koleksi British Geological Survey di Nottingham, Inggris. Saat ini, sejumlah bagian dari tinta telah dikirim ke Universitas Yale di Amerika Serikat untuk penelitian kimia lebih mendalam.
Sumber: Liputan6.com