Istilah ’swine flu’ atau flu babi untuk menyebut wabah flu mematikan yang tengah melanda dunia, menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia atau OIE adalah keliru. Sebab virus strain baru ini merupakan gabungan dari virus burung, manusia dan babi.
Ditegaskan OIE, pathogen ini bukan virus manusia klasik namun virus
yang mencakup karakteristik komponen virus avian (burung), babi dan
manusia.
“Virus tersebut hingga kini tidak terisolasi pada hewan. Karena itu,
tidak benar menamakan penyakit ini influenza babi,” demikian pernyataan
badan kesehatan hewan yang bermarkas di Paris, Prancis itu seperti
dilansir AFP, Selasa (28/4/2009).
Diimbuhkan OIE, ilmu sains nantinya akan menunjukkan apakah virus
tersebut beredar di antara hewan ternak dan hasilnya akan menentukan
apakah negara-negara telah bertindak benar dengan melarang impor babi.
Ditandaskan OIE, epidemi flu manusia di masa lalu yang berasal dari
hewan telah dinamai sesuai asal geografisnya, seperti flu Spanyol.
“Adalah logis untuk menyebut penyakit ini ‘influenza Amerika Utara,”
usul OIE.
Dalam wawancara dengan AFP, Dirjen OIE Bernard Vallat menyatakan tak
ada bukti kalau virus flu babi ini benar-benar berasal dari hewan babi.
“Belum ada bukti kalau virus ini, yang saat ini beredar di antara
manusia, benar-benar berasal dari hewan. Tak ada elemen untuk mendukung
ini,” tegas Vallat.
Diimbuhkan Vallat, sangat tidak adil untuk menghukum para peternak babi
yang menggantungkan hidupnya dari usaha tersebut, dengan membicarakan
risiko yang belum terbukti sama sekali. Apalagi menurutnya, sejauh ini
tak seorang pun bisa menunjukkan bagaimana atau di mana strain virus
baru ini terbentuk.